RATUSAN TITIK PANAS TERDETEKSI, BANJARBARU TINGKATKAN KEWASPADAAN KARHUTLA

Posted on

Banjarbaru, SuratKabarDigital.com – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengintai Kalimantan Selatan. Mengantisipasi potensi bencana ekologis yang diprediksi meningkat pada musim kemarau 2025, Penjabat (Pj) Wali Kota Banjarbaru, Subhan Noor Yaumil, memimpin langsung Apel Gelar Kesiapsiagaan Karhutla di lapangan hijau Polres Banjarbaru, Senin (26/5/2025).

Dalam apel tersebut, Subhan membacakan sambutan dari Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan. Ia menyampaikan bahwa berdasarkan pemantauan melalui aplikasi Lancang Kuning, dari Januari hingga Mei 2025, telah terdeteksi 558 titik panas di Kalsel. Dengan rincian 28 titik kategori rendah, 529 sedang, dan satu titik kategori tinggi.

“Ini menandakan potensi kebakaran tetap ada dan bahkan bisa meningkat. Sebagian besar wilayah Kalsel adalah lahan gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran di musim kemarau,” ujar Subhan.

Subhan menegaskan, apel ini bukan sekadar seremonial, melainkan langkah awal untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman karhutla yang berulang setiap tahun. Ia mengingatkan bahwa karhutla tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan, tapi juga berdampak luas terhadap perekonomian, pendidikan, kesehatan masyarakat, bahkan transportasi.

“Karhutla bukan sekadar api yang membakar lahan, tetapi juga asap yang mematikan. Kita masih ingat bagaimana kabut asap pernah mengganggu penerbangan, melumpuhkan sekolah, dan menyebabkan lonjakan ISPA,” tegasnya.

Subhan juga mengutip peringatan BMKG bahwa musim kemarau tahun ini akan dimulai bertahap sejak akhir April hingga Juni, dengan puncak kekeringan diperkirakan terjadi antara Juni hingga Agustus. Risiko karhutla tertinggi diprediksi terjadi dari Juli hingga September, terutama di wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar dan mengajak seluruh pihak—termasuk TNI, Polri, BPBD, hingga relawan—untuk sigap dalam upaya pencegahan dan penanganan.

“Persoalan kebakaran adalah tanggung jawab bersama. Tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah atau aparat. Semua harus waspada dan bertindak preventif,” katanya.

Sementara itu, Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X Febry Aceng Loda menyatakan kesiapan jajarannya dalam mendukung penanggulangan karhutla.

“Kami melalui Polsek dan Bhabinkamtibmas rutin melakukan patroli dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Anggota kami juga siap terjun langsung jika terjadi kebakaran,” ujarnya.

Dengan apel ini, Kota Banjarbaru resmi memulai kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau, dengan harapan tak ada lagi kabut asap yang menyelimuti langit dan mengancam kesehatan warganya.
(Randi, red)