0 0
Waktu Baca: 2 minutes
Read Time:2 Minute, 15 Second

Oleh: Rudy Azhary

Tumbuh dan besar di lingkungan keluarga yang sederhana membuat Erna Lisa Halaby menjadi sosok perempuan yang memiliki rasa cinta dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, terlebih dalam urusan sosial dan pendidikan. Dalam sebuah kesempatan, di sela padatnya aktivitas bersilaturahmi dengan masyarakat, didampingi suaminya, perempuan kelahiran 11 September 1979 yang kini kian dikenal masyarakat sebagai bakal Calon Wali Kota Banjarbaru ini pun mulai menjawab satu demi satu pertanyaan sejumlah wartawan mengenai sejarah berdirinya Yayasan Abdul Aziz Halaby yang dipimpinnya sejak 2017 lalu hingga sekarang.

Mulanya, mantan apatur sipil negara (ASN) Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintahan Kota Banjarbaru ini  memberanikan diri mendatangi rumah-rumah warga di sekitaran kompleks Sofia Residence. Dengan perlahan dan ramah, ia pun memberitahukan niat dan keinginannya kepada warga untuk mendirikan Taman Pendidikan Al-Qurán (TPQ) Halaby yang akan bertempat di mushalla kompleks  Sofia Residence. Ia pun mulai mengajak para orang tua agar mengijinkan anak-anaknya belajar Al-Qurán, dan tanpa dipungut biaya alias gratis. Selain warga sekitar, TPQ Halaby ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi keluarga tidak mampu, dan anak-anak yang masih usia sekolah dasar belajar AL-Qurán.

“Alhamdulillah, warga merespon baik sekali. Dulu pertama kali itu hanya ada tiga ustadz, dan jumlah santrinya 10-15 orang saja, anak-anak semua. Semua sarana penunjang sudah kami siapkan, termasuk seragam, buku tulis dan iqra,” kata Lisa Halaby.

erna-lisa-halaby-a-jpg RASA “CINTA” LISA HALABY DI BANJARBARU
Sumber Foto: 1st, editing by suratkabardigital.com

Kabar berdirinya TPQ Halaby pun mulai terdengar hingga ke warga-warga di luar kompleks Sofia Residence. Jumlahnya terus bertambah setiap kenaikan jilid atau usai dilaksanakan wisuda santri. Bahkan, sebagian harus rela anaknya masuk dalam daftar tunggu menunggu periode kenaikan jilid atau wisuda sudah dilaksanakan.

“Karena jumlah santri terus bertambah, kami sekeluarga rapat dan bersepakat untuk mengalihfungsikan tiga rumah milik keluarga di kompleks itu untuk dijadikan ruang kelas belajar santri, Alhamduillah semua setuju. Termasuk membagi teknis belajar dengan dua sesi. Sesi pertama pukul dua tiga puluh, dan sesi kedua setelah shalat Ashar,” ucap Lisa Halaby.

Untitled-1 RASA “CINTA” LISA HALABY DI BANJARBARU

Alhamdulillah, kini kata Lisa Halaby, total santri yang belajar mengaji semakin banyak, jumlahnya mencapai 570 orang. Bahkan, banyak dari kalangan keluarga berada pun juga ingin menyekolahkan putera atau puterinya di TPQ Halaby. Bahkan, sebagian dari orang tua santri juga tak sungkan untuk ikut belajar mengaji.

“Ada orang tua santri yang bilang gini, sambil nunggu anak-anak belajar ngaji, kami juga ingin belajar ngaji. Para santri di TPQ juga kini diajarkan dan dilatih tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris,” kata Lisa Halaby.

Yayasan ini terus berkembang dan semakin maju. Kini tempat anak-anak belajar mengaji itu memiliki gedung yang begitu megah dengan bangunan berlantai dua lengkap dengan fasilitas dan prasarana yang modern dan kekinian. Terbaru, Lisa Halaby baru saja meresmikan SD AL Halaby Islamic School Banjarbaru.

happy RASA “CINTA” LISA HALABY DI BANJARBARU
Happy
0 %
sad RASA “CINTA” LISA HALABY DI BANJARBARU
Sad
0 %
excited RASA “CINTA” LISA HALABY DI BANJARBARU
Excited
0 %
sleepy RASA “CINTA” LISA HALABY DI BANJARBARU
Sleepy
0 %
angry RASA “CINTA” LISA HALABY DI BANJARBARU
Angry
0 %
surprise RASA “CINTA” LISA HALABY DI BANJARBARU
Surprise
0 %