Banjarbaru, SuratKabarDigital.com – Beberapa waktu lalu, pabrik tahu yang ada di Kelurahan Sungai Ulin Banjarbaru sempat didatangi Satpol Pp dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarbaru, karena mendapati laporan dari masyarakat pabrik tahu tersebut membuang limbah ke sungai.
DLH Banjarbaru juga telah memberikan teguran dan meminta kepada pemilik pabrik tahu untuk segera membuat penggunaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).
Memastikan pihak pabrik sudah tidak membuang limbah sembarangan, rombongan Komisi lll DPRD Kota Banjarbaru mendatangi pabrik tahu tersebut, Senin (27/6/2023).
Ketua Komisi lll DPRD Banjarbaru, Emi Lasari mengatakan, air limbah yang dibuang ke sungai menimbulkan bau yang menyengat dan mencemari aliran sungai warga.
“Ini jadi persoalan besar, selain limbah yang dihasilkan cukup banyak, pengelolaan IPAL juga belum maksimal. Apalagi limbah ini cair dan dibuang ke sungai, akibatnya sungai berbau dan berubah warna. Ini berpengaruh pada habitat sungai,” ucapnya.
Menurutnya, penataan usaha ini mesti dilakukan. Sebab iklim usaha di Banjarbaru harus ramah lingkungan.
Dilanjutkan Emi, dirinya juga meminta kepada DLH Banjarbaru untuk mengambil sampel limbah untuk dilakukan uji laboratorium, dan melakulan pembimbingan kepada pihak pabrik.
“DLH juga harus mampu menginventarisir usaha yang bergerak di bidang pangan. Salah satunya produksi tahu ini. Dari inventarisir ini, bakal terlihat produksi tahu pabrik skala besar maupun skala kecil,” ujarnya.
Emi berharap, kepada pengusaha pabrik bisa lebih memperhatikan soal dampak lingkungan sekitar, dan perizinannya.
Disamping itu, Kabid Penegakan Hukum dan Pengendalian Lingkungan Hidup, Shanty Eka Septiani mengucapkan, bau tak sedap dari limbah pabrik tahu di Sungai Ulin masih belum hilang.
“Pembangunan IPAL di pabrik tersebut masih dalam proses pembangunan. Pabrik ini akan terus kami pantau hingga proses pembangunan IPAL selesai,” kata Shanty.
Jika IPAL sudah berfungsi dan secara uji coba bagus, dilanjutkannya, dipastikan limbah yang dibuang ke sungai tidak lagi berbau.
(Randi, red)