Banjarbaru, SuratKabarDigital.com – RSDI Banjarbaru menggelar kegiatan Pelatihan Stabilisasi Neonatus, Jumat (7/7/2023).
Tenaga kesehatan (nakes) seperti dokter, perawat hingga bidan di Kalimantan Selatan (Kalsel) dibekali ilmu dalam menekan angka kematian saat kelahiran bayi, atau stabilisasi neonatus.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia), dr. Setya Dewi Lusyati. Menurutnya, perlu disadari bahwa keberhasilan dalam menurunkan angka kematian (kelahiran bayi) itu perlu ada kerja sama yang baik dan benar antara perawat, bidan dan juga dokter.
“Dalam penerapan sehari-hari, instruksi penanganan yang dikeluarkan dokter masih belum dipahami oleh perawat. Imbasnya, dalam mempersepsikan instruksi dokter dalam penanganan bayi menjadi kurang tepat yang berdampak pada hasil penanganan,” katanya.
Jadi, dikatakannya, inilah mengapa Perinasia lebih banyak berkiprah dalam menguatkan kompetensi dari nakes yang non dokter, baik perawat dan bidan.
Ketua Perinasia Kalsel, dr. Pudji Andayani menambahkan, RSD Idaman Banjarbaru ditunjuk langsung sebagai pusat pelatihan stabilisasi neonatus oleh Pengurus Pusat Perinasia.
Di mana, perwakilan nakes dari berbagai daerah di Kalsel yang kasus kematian bayi tinggu didatangkan untuk mengikuti pelatihan ini.
“Tujuannya tak lain untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan bagi bayi. Mudah-mudahan nantinya penerapan ilmu dari fadilitator diterapkan di lapangan,” beber dr. Pudji.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pelatihan Stabilisasi Neonatus, dr. Indra Widjaja Himawan, SpA(K) menjelaskan, sebagian besar perwakilan nakes yang ikut serta pelatihan ini didominasi dari kabupaten di Banua Anam. Disusul dari Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Barito Kuala, dan rumah sakit swasta di Banjarbaru.
“Harapannya, wakil nakes yang ikut pelatihan ini memberikan ilmunya kepada teman-temannya,” lugasnya.