BUNDA NUNUNG BANJARBARU
Oleh: Rudy Azhary
Tegas, cekatan, dan baik hatinya. Ya, begitulah saya mengenal sosok Hj Nurliani yang baru saja mengakhiri masa baktinya sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Banjarbaru. Di awal, perempuan yang akrab disapa Bunda Nunung ini juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Sebelum menjabat Pjs Wali Kota, Bunda diamanahi sebagai Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banjarbaru, lalu kemudian mendapat tugas sebagai Pjs Wali Kota Banjarbaru di masa penyelenggaraan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota di Pilkada Serentak 2024.

Minggu, di Aula Gawi Sabrataan Balai Kota Banjarbaru, tepatnya pukul 09.00 WITA, Bunda Nunung mengakhiri jabatannya sebagai Pjs Wali Kota Banjarbaru. Selama kepemimpinannya , banyak hal yang membawa dampak positif terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Kota Banjarbaru. Mulai dari memperbaiki sikap indisipliner para pegawai untuk mengikuti apel hingga gerakan cepat menyelesaikan permasalahan layanan publik yang disampaikan oleh warga atau hasil pemantauan sendiri.

Bunda harus mengakhiri jabatannya sebagai Pjs Wali Kota Banjarbaru dengan kembali bertugas di Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. Selama memimpin , Bunda selalu berkomunikasi dengan banyak teman termasuk rekan-rekan wartawan. Dari komunikasi tersebut, banyak hal yang sebelumnya tak tersentuh oleh kebijakan pimpinan terselesaikan dengan baik. Bahkan, Bunda tak segan menegur dan mengingatkan para pegawai termasuk Kepala Dinas atau SKPD dan Badan untuk bekerja dengan serius untuk kepentingan masyarakat.

“Bl ada dgr keluhan masy tlg segera sampaikan k aku biar kutagur leading sektornya,” kata Bunda melalui pesan WhatsApp saat pekan pertama mendapatkan tugas sebagai Pj Sekda Banjarbaru Agustus 2024.
Sebagai pimpinan, Bunda Nunung tak pernah merasa hebat, banyak kebijakan yang diputuskan selalu meminta dan mendengar pendapat dan masukan banyak pihak, dan juga rekan-rekan wartawan yang dianggap lebih jeli melihat kondisi persoalan di tengah masyarakat, khususnya pelayanan publik yang diselenggarakan Pemko Banjarbaru melalui SKPD dan Badannya.

Tanpa mengurangi rasa hormat, perkenankan saya mengucapkan terimakasih kepada Bunda Nunung yang telah menjadi bagian dari sejarah perkembangan dan pembangunan di Kota Banjarbaru. Semoga kelak akan ada sosok pemimpin Banjarbaru yang seperti Bunda, tegas, cekatan dan bijak menuntaskan dan menyikapi persoalan di Kota Banjarbaru. Sekali lagi, selamat bertugas kembali di Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Bunda. ***