Baca Yuks – Oleh: Rudy Azhary
Banjarbaru bukanlah negeri dongeng, tempat segala sesuatu berubah hanya dengan satu mantra. Membenahi, merancang, dan membangun Banjarbaru sebagai kota yang mapan di segala sektor memerlukan pengorbanan dan perjuangan yang besar—dari ide, materi, hingga keberanian. Tentunya “Uang Rakyat”.
Dalam waktu dekat, insya Allah Wali Kota Terpilih Banjarbaru akan dilantik dan resmi mengemban amanah untuk seluruh warga. Lantas, apa yang perlu diketahui publik mengenai apa yang telah dirancang dan disampaikan dalam visi-misi serta janji 100 hari kerja? Dibutuhkan perencanaan yang matang dan terukur, disertai kajian mendalam, agar masa transisi dapat segera ditinggalkan dan perjalanan pemerintahan melaju di lintasan cepat.
Janji 100 hari kerja merupakan komitmen politik yang harus dipenuhi. Setidaknya, 70 persen dari target tersebut harus terealisasi sebagai fondasi penguatan visi-misi selama masa jabatan berlangsung.
Penyelenggaraan pemerintahan harus dilandasi sistem yang mutlak dan sistematis. Sesekali, tentu berada dalam pusaran kebijakan yang mungkin saja bersinggungan dengan aturan yang berlaku. Namun, pencermatan dalam kerangka penggerak roda pemerintahan adalah keharusan. Percepatan pembangunan hanya bisa tercapai jika semua pihak serius bekerja. Tak ada yang berubah: para pejabat tetaplah objek penggerak yang harus bekerja dengan sungguh-sungguh, karena mereka telah dibiayai oleh negara—oleh rakyat—dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bahkan untuk sekadar memulai langkah pertanggungjawaban atas kinerja mereka.
“Jangan pakai pejabat yang malas bekerja. Banjarbaru perlu berlari kencang dengan semangat yang berbeda. Melaju, bukan berjalan seadanya tanpa bukti nyata.”
Semoga tulisan dan pendapat ini bermanfaat bagi para pemangku kebijakan Kota Banjarbaru, khususnya Kepala Daerah yang sebentar lagi akan dilantik dan mulai bekerja.