Banjarbaru, SuratKabarDigital.com – Anggota Komisi III DPRD Banjarbaru, Siska Monalisa, menggelar reses masa sidang kedua tahun 2025 dengan menyambangi sejumlah titik di wilayah Banjarbaru. Dalam kegiatan ini, ia mendengar langsung berbagai aspirasi masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan pinggiran kota.
Warga di kawasan Kurnia Ujung, misalnya, menyampaikan kebutuhan pembangunan siring untuk mendukung sistem irigasi pertanian yang selama ini terganggu.
“Keluhan serupa juga dari warga Sukamaju Ujung, di mana warga berharap proyek irigasi yang sudah ada dapat dilanjutkan sekitar 20 meter lagi agar lahan pertanian mereka tidak lagi terdampak banjir saat hujan deras,” ujar Siska, Jumat (20/5/2025).
Selain itu, di sekitar SMP 11 Banjarbaru, masyarakat mengusulkan pembukaan akses jalan tembus. Pasalnya, banyak anak sekolah dan santri dari pesantren terdekat yang harus menempuh jalur utama yang padat dan rawan kecelakaan.
“Akses alternatif ini diyakini akan meningkatkan keselamatan warga. Selain itu, jarak yang ditempuh warga juga akan menjadi lebih dekat,” katanya.
Disamping itu, masalah infrastruktur juga ditemukan di Gang Sodara, Jl. Golf, Landasan Ulin Utara. Warga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak dan belum tersentuh perbaikan, padahal jalan tersebut menjadi akses utama warga sehari-hari.
Selain itu, saluran drainase dari Kurnia hingga wilayah Wengga juga menjadi perhatian. Saat hujan deras, rumah-rumah warga kerap terdampak karena buruknya sistem aliran air.
Siska menekankan, reses ini bukan sekadar agenda formal, tetapi menjadi sarana untuk mendorong pemerataan pembangunan yang selama ini cenderung terfokus di pusat kota. Ia mengingatkan agar perhatian pemerintah tidak hanya diarahkan ke wilayah yang terlihat cantik di permukaan, tetapi juga menjangkau ujung-ujung kota yang selama ini luput dari sorotan.
“Pembangunan harus menyentuh semua lapisan. Kita tidak bisa membiarkan wilayah pinggiran tertinggal, padahal mereka juga punya hak yang sama atas infrastruktur yang layak,” ucapnya.
Ia juga mengimbau agar setelah pembangunan dilakukan, warga dan RT setempat turut menjaga fasilitas yang telah dibangun, seperti saluran drainase. Kebersamaan dan semangat gotong royong, menurutnya, adalah kunci agar hasil pembangunan bisa bertahan lama dan dimanfaatkan bersama. (Randi, red)
Banjarbaru, SuratKabarDigital.com – Anggota Komisi III DPRD Banjarbaru, Siska Monalisa, menggelar reses masa sidang kedua tahun 2025 dengan menyambangi sejumlah titik di wilayah Banjarbaru. Dalam kegiatan ini, ia mendengar langsung berbagai aspirasi masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan pinggiran kota.
Warga di kawasan Kurnia Ujung, misalnya, menyampaikan kebutuhan pembangunan siring untuk mendukung sistem irigasi pertanian yang selama ini terganggu.
“Keluhan serupa juga dari warga Sukamaju Ujung, di mana warga berharap proyek irigasi yang sudah ada dapat dilanjutkan sekitar 20 meter lagi agar lahan pertanian mereka tidak lagi terdampak banjir saat hujan deras,” ujar Siska, Jumat (20/5/2025).
Selain itu, di sekitar SMP 11 Banjarbaru, masyarakat mengusulkan pembukaan akses jalan tembus. Pasalnya, banyak anak sekolah dan santri dari pesantren terdekat yang harus menempuh jalur utama yang padat dan rawan kecelakaan.
“Akses alternatif ini diyakini akan meningkatkan keselamatan warga. Selain itu, jarak yang ditempuh warga juga akan menjadi lebih dekat,” katanya.
Disamping itu, masalah infrastruktur juga ditemukan di Gang Sodara, Jl. Golf, Landasan Ulin Utara. Warga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak dan belum tersentuh perbaikan, padahal jalan tersebut menjadi akses utama warga sehari-hari.
Selain itu, saluran drainase dari Kurnia hingga wilayah Wengga juga menjadi perhatian. Saat hujan deras, rumah-rumah warga kerap terdampak karena buruknya sistem aliran air.
Siska menekankan, reses ini bukan sekadar agenda formal, tetapi menjadi sarana untuk mendorong pemerataan pembangunan yang selama ini cenderung terfokus di pusat kota. Ia mengingatkan agar perhatian pemerintah tidak hanya diarahkan ke wilayah yang terlihat cantik di permukaan, tetapi juga menjangkau ujung-ujung kota yang selama ini luput dari sorotan.
“Pembangunan harus menyentuh semua lapisan. Kita tidak bisa membiarkan wilayah pinggiran tertinggal, padahal mereka juga punya hak yang sama atas infrastruktur yang layak,” ucapnya.
Ia juga mengimbau agar setelah pembangunan dilakukan, warga dan RT setempat turut menjaga fasilitas yang telah dibangun, seperti saluran drainase. Kebersamaan dan semangat gotong royong, menurutnya, adalah kunci agar hasil pembangunan bisa bertahan lama dan dimanfaatkan bersama.
(Randi, red)