Jakarta, SuratKabarDigital.com – Pemerintah terus memperluas cakupan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini mulai menjangkau peserta didik di Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Sekolah Rakyat resmi dimulai sejak Senin (14/7) dan secara bertahap telah menerima penyaluran makanan bergizi dari Badan Gizi Nasional (BGN) melalui program MBG.
“Bersamaan dengan peluncuran Sekolah Rakyat, BGN secara bertahap telah menyalurkan MBG ke sekolah-sekolah tersebut. Saat ini, jumlah penerima manfaat dari kalangan pelajar Sekolah Rakyat mencapai 848 orang,” kata Staf Khusus BGN, Redy Hendra Gunawan, pada Sabtu (19/7).
Tidak seperti sekolah umum yang hanya menerima satu kali makan siang, para pelajar di Sekolah Rakyat mendapat layanan gizi penuh—tiga kali makan (sarapan, makan siang, dan makan malam) serta dua kali kudapan (pagi dan sore hari). Skema ini dirancang untuk mendukung kebutuhan nutrisi siswa secara menyeluruh, agar mereka bisa mengikuti proses belajar secara optimal.
Redy menyebut, jumlah penerima manfaat MBG di Sekolah Rakyat akan terus bertambah, seiring bertambahnya jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah.
“Kami akan terus mendorong agar seluruh peserta didik di Sekolah Rakyat segera memperoleh layanan MBG, mengingat pentingnya akses terhadap makanan bergizi seimbang,” ujarnya.
Infrastruktur Gizi Terus Diperkuat
Saat ini, terdapat 16 SPPG yang sudah siap mendukung kebutuhan gizi siswa Sekolah Rakyat. Dua di antaranya—SPPG Margahayu dan SPPG Graha Prima Kencana—telah menjadi percontohan yang melayani ribuan siswa dari berbagai jenjang.
Secara nasional, jumlah SPPG yang beroperasi telah mencapai 2.109 unit, meningkat 111 unit sejak peluncuran Sekolah Rakyat pada 14 Juli lalu. Total penerima manfaat MBG juga mengalami lonjakan menjadi 6.379.433 orang yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Siapkan 30 Ribu Tenaga Ahli Pangan
Dalam upaya memperkuat operasionalisasi MBG, BGN juga tengah menyiapkan tenaga khusus bertajuk Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Sebanyak 30 ribu SPPI yang telah mengikuti pelatihan intensif selama enam bulan akan diberdayakan sebagai kepala SPPG di berbagai wilayah.
“Para SPPI ini dibekali pendidikan karakter, semangat bela negara, kepemimpinan, serta keterampilan teknis yang sesuai kebutuhan lapangan,” terang Redy.
BGN juga menekankan pentingnya menjaga mutu dan keamanan pangan. “Kami terus mendorong seluruh penyelenggara SPPG untuk mematuhi standar operasional yang ketat. Kualitas makanan adalah prioritas utama agar manfaat program MBG bisa dirasakan maksimal oleh para siswa,” tutup Redy.