POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH

POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH

0 0
Waktu Baca: 3 minutes
Read Time:3 Minute, 28 Second

POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH

Suhu politik di Banjarbaru benar-benar semakin panas. Saking panasnya, membuat kita lupa bahwa ada hal yang tak kalah penting diketahui masyarakat Banjarbaru khususnya.

Oleh: Rudy Azhary

Dua bulan terakhir, pergulatan lobi dan komunikasi politik terus berproses. Masing -masing pendukung bahkan saling mempertahankan argumen jika bakal calon pilihan mereka adalah yang terbaik untuk dipilih dan layak memimpin Kota Banjarbaru  lima tahun ke depan dengan segala visi-misinya di sosial media dan warung ke warung.

Kabar merapatnya hampir semua partai politik peraih kursi ke salah satu kandidat bakal calon menjadi fenomena politik baru yang terjadi di Ibu Kota Kalimantan Selatan ini. Peristiwa politik terjadi dan membuat sejarah perpolitikan di Banjarbaru. Erna Lisa Halaby, perempuan yang memiliki Yayasan Abdul Aziz Halaby dan seorang ASN yang telah mengundurkan diri itu menjadi fenomena baru. Kehadirannya membuat banyak peristiwa politik yang diluar dugaan banyak pihak. Lisa Halaby menjelma sebagai penantang dengan segala strategi pemenangan. Kandidat lain, Aditya Mufti Ariffin tak perlu cemas jika benar maju dan kembali bertarung lagi. Hanya saja berbeda kali ini. Aditya Mufti Ariffin bukan lagi sebagai penantang seperti 2020 lalu melainkan sebagai petahana.

Jika 2020 lalu Aditya sebagai penantang juga melakukan banyak strategi untuk memenangkan politiknya untuk mengalahkan ‘petahana’ Darmawan Jaya Setiawan sebagai Calon Wakil Wali Kota mendampingi Martinus, maka kali ini posisi yang sama akan dirasakan oleh Aditya, karena dirinya kini berstatus yang sama seperti Darmawan Jaya sebagai petahana yang mungkin juga akan dihabisi oleh para penantang dengan cara dan strategi pemenangan masing-masing, seperti umumnya para penantang.

Belum lagi perisitiwa hadirnya Wartono (Wakil Wali Kota Aditya) dalam berbagai kesempatan bersama Lisa Halaby membuat perisitiwa politik semakin hangat dan kian memanas. Dapat dibilang, suhu 37 derajat terasa 45 derajat. Kehadiran para ketua partai pun seolah membuat kekuatan yang dapat melemahkan mental antar kandidat membuat atmosfer makin panas dan gerah tak berkehabisan.

Terlepas itu semua. Ada hal yang tak kalah penting untuk diketahui masyarakat Banjarbaru  khususnya. Hal itu adalah siapa yang akan menjadi Ketua DPRD Kota Banjarbaru setelah pemilihan legislatif 14 Februari 2024 usai diselenggarakan?

Partai Golkar menjadi partai yang meraih kursi terbanyak. Ada enam kursi yang diraih partai berlambang pohon beringin itu di 2024 lalu. Jika melihat dari hasil pemilu dan jejak rekam pengalaman, Gusti Rizky Sukma Alamsyah berpeluang besar akan menjadi Ketua DPRD dengan pengalaman politiknya yang pernah menduduki jabatan di Gedung Rakyat sebagai Ketua Komisi 2. Selain Rizky (sapaan, red), ada nama Taufik Rachman yang masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Banjarbaru. Hanya saja, perolehan suara Taufik terhempas alias kalah banyak oleh Syahrial yang menjadi caleg dengan suara terbanyak di partai Golkar mewakili masyarakat Cempaka.

Masing-masing partai politik tentu memiliki ADRT agar jalannya organisasi berkelanjutan dan tidak sewenang-wenang. Hanya saja, dalam politik semua dapat terjadi sesuai kondisi dan kebutuhan pemenangan selanjutnya.

Jabatan Ketua DPRD menjadi penting bagi keseimbangan penyelenggaraan pemerintahan. Salah atau keliru bahkan sampai kecelakaan politik maka berdampak pada strategi politik berikutnya.

Berdasar dari perjalanan politik di Banjarbaru  lima tahun ke belakang, meskipun partai memiliki syarat dan ketentuannya masing-masing dalam menentukan siapa yang layak diusulkan sebagai calon Ketua DPRD dari partai pemenang, semua dapat berubah sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, dalam pileg 2019 lalu terjadi di tubuh partai Gerindra. Ada dua nama kader lawas Gerindra yang memiliki jejam rekam jabatan bagus di Gedung Rakyat. Mereka adalah Neny Hendrywaty dan Syamsuri.

Neny pernah menjadi Wakil Ketua DPRD mendampingi AR Iwansyah dari partai Golkar sebagai Ketua DPRD, dan ada Wartono dari PDI Perjuangan sebagai Wakil Ketua juga. Namun, lobi politik berkata lain. Gerindra memutuskan Fadilansyah sebagai Ketua DPRD Banjarbaru. Padahal, jika melihat hasil dan jejak rekam, Neny pernah menjadi nakhoda Partsi Gerindra di Banjarbaru , sementara Syamsuri adalah peraih suara terbanyak dalam pileg 2019 lalu.

Akankah posisi jabatan Ketua DPRD akan kembali seperti kisah lima tahun lalu? Pertimbangan dan kebutuhan politik di masa depan menjadi penting bagi Golkar Banjarbaru  untuk menentukan siapa yang layak diusulkan sebagai kandidat Ketua DPRD Kota Banjarbaru  untuk kebutuhan dan strategi politik lima tahun mendatang.

Mari kita tunggu apakah Gusti Rizky berpeluang atau Syahrial sebagai peraih suara terbanyak di partai Golkar pada Pileg 2024 yang akan duduk di kursi panas Gedung Rakyat?

happy POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH
Happy
0 %
sad POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH
Sad
0 %
excited POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH
Excited
0 %
sleepy POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH
Sleepy
0 %
angry POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH
Angry
0 %
surprise POLITIK BANJARBARU 2024 PANASNYA SAMPAI KE SEBELAH, BEGITU GERAH
Surprise
0 %