Banjarbaru, SuratKabarDigital.com – Elpiji 3 kg makin langka. Harganya pun meroket. Warga resah. Anggota DPRD Banjarbaru Emi Lasari menyoroti masalah ini.
Emi menyebut beberapa penyebabnya. Salah satunya efek regulasi pemerintah yang melarang pengecer. Aturan tersebut mulai berlaku sejak Sabtu (1/2/2025).
“Kebijakan ini memicu panic buying di pengecer dan agen. Akibatnya, gas langka dan harganya naik,” ujarnya, Sabtu (22/2/2025).
Ia juga meminta Pertamina menambah pasar murah di titik rentan. Terutama di daerah dengan kebutuhan gas tinggi.
Menurut Emi, pasar murah dapat menekan dampak panic buying. Apalagi, harga gas melonjak dalam dua minggu terakhir.
Di samping itu, ia juga meminta instansi terkait menghitung kuota elpiji 3 kg. “Kartu kendali sudah tak dipakai. Harus ada kebijakan baru. Siapa yang berhak, harus jelas,” tegasnya.
Emi menekankan, kuota harus sesuai kebutuhan warga. “Termasuk kebutuhannya berapa. Misal, satu keluarga berapa, itu yang penting,” lanjutnya.
Lebih dari itu, ia juga meminta pengawasan ketat pada agen dan pangkalan. Jangan sampai kuota Banjarbaru dialihkan ke daerah lain.
“Agen nakal harus ditindak tegas agar distribusi terkendali. Jangan hanya tunggu laporan, harus proaktif,” katanya.
Emi juga menyoroti harga di tingkat pengecer. Ia meminta dinas perdagangan menetapkan harga eceran tertinggi (HET).
“Kalau ada yang melanggar, pemkot bisa bertindak. Ada dasar hukumnya,” tegasnya.
Emi berharap ada kesepakatan dengan Pertamina soal ini. Termasuk soal kuota yang kini diatur lewat aplikasi.
“Pertamina sendiri mengaku sudah menambah kuota. Jadi coba kami cek, masalahnya di mana,” ujarnya.
Harapannya, distribusi gas lebih terkontrol dan tepat sasaran. Sehingga masyarakat tak lagi kesulitan mendapatkan gas murah.