Kabupaten Banjar, SuratKabarDigital.com – Fenomena sejumlah pelanggaran etika guru yang belakangan viral di media sosial mendorong Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) PGRI Kabupaten Banjar mengambil langkah tegas. Lembaga ini mengingatkan seluruh pendidik agar lebih berhati-hati menjaga perilaku, baik di sekolah, lingkungan masyarakat, maupun di ruang digital yang kini sangat terbuka.
“Guru itu ditiru. Apa pun yang dilakukan bisa menjadi sorotan,” tegas Wakil Ketua DKGI Banjar, Warhamni, usai dikukuhkan dalam struktur baru DKGI di Banjarbaru, Minggu (15/11/2025).
DKGI Kabupaten Banjar kini dipimpin Ikhwansyah yang juga menjabat Pj Sekda Kabupaten Banjar, dengan Warhamni sebagai wakil ketua, serta Kepala Dinas Pendidikan Banjar, Liana Penny, sebagai sekretaris.
Menurut Warhamni, era digital membawa tantangan besar bagi profesi guru. Hampir semua orang kini bisa merekam, menyebarkan, bahkan mengomentari perilaku seseorang dalam hitungan detik. Kondisi ini membuat pelanggaran kecil sekalipun berpotensi menjadi konsumsi publik.
“Penilaian netizen bisa sangat keras. Hal yang sebenarnya bisa diselesaikan internal bisa langsung viral dan merusak citra profesi guru,” ujarnya.
Ia menyoroti beberapa kasus nasional yang mencuat belakangan ini, seperti guru berjoget di sekolah yang kebanjiran, pasangan guru berjoget sambil berpelukan memakai seragam dinas, hingga insiden guru membanting konsumsi siswa saat kegiatan sekolah.
Menurutnya, rangkaian kejadian ini bukan hanya persoalan individu, tetapi juga peringatan bahwa standar etika guru kini jauh lebih tinggi karena eksposur publik yang tidak dapat dikendalikan.
“Guru harus mampu mengelola diri, bukan hanya ketika mengajar. Di tengah masyarakat dan di media sosial pun tetap harus menjaga martabat profesi,” tambahnya.
Warhamni menegaskan DKGI Banjar tidak hanya hadir sebagai lembaga simbolis. DKGI memiliki kewenangan memberikan pertimbangan, menilai, menyelidiki dugaan pelanggaran, hingga merekomendasikan sanksi terhadap anggota PGRI yang melanggar disiplin.
“Tugas Dewan Kehormatan sekarang jauh lebih berat dibanding sebelumnya. Kecepatan informasi membuat setiap tindakan guru bisa berdampak luas,” jelasnya.
Dengan formasi baru yang lebih solid, DKGI Banjar berharap dapat semakin memperkuat profesionalitas guru serta membangun budaya bermedsos yang bijak di kalangan pendidik.
“Kami ingin memastikan guru-guru di Kabupaten Banjar menjaga integritas, meningkatkan dedikasi, dan menjadikan media sosial sebagai ruang edukasi, bukan sumber masalah,” pungkas Warhamni.




































