BERADA DI TANAH WARGA, PROYEK DUA JEMBATAN PUPR BANJARBARU BERNILAI RP4,6 MILIAR TERANCAM GAGAL

Banjarbaru, Suratkabardigital.com – Dua proyek pembangunan jembatan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru terancam gagal. Pasalnya, dalam pengerjaan tersebut, para pekerja proyek melintas atau menggunakan tanah warga tanpa seijin dan persetujuan pemiliknya. Bahkan, pemilik tanah tersebut meanggap tanahnya diserobot, dan terpaksa menutup akses yang berada di areal tanah yang dianggap masih miliknya.

“Saya terpaksa tutup jalan dengan batang pohon karena tidak pernah minta ijin. Pegawai Bina Marga Dinas PUPUR juga sudah saya ingatkan untuk tidak mengerjakan proek di atas atau berada di areal tanah miliknya,”ujar Supian Hadi warga Cempaka yang menunujukkan dokumen kepemilikan tanah tersebut saat diwawancari, Rabu (30/4/2025) di lokasi.

Menurut Supian Hadi, dalam sertifikat jelas menerangkan bahwa pembangunan jembatan itu berada di sebelah kanan batas tanahnya, bukan berada di atas tanah miliknya seperti yang terlihat di lokasi kejadian saat ini. Bahkan pada saat Kepala Dinas PUPR dan jajarannya bersama Kadisperkim Kota Banjarbaru untuk mengecek di lapangan usai akses jalan ditutup hanya bisa melihat sertifikat tanah yang diperlihatkan olehnya sebagai tanda kepemilikan hak atas tanah tersebut.

Dikonfirmasi di kantornya, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Banjarbaru ADi Maulana membenarkan telah terjadi penutupan akses jalan dalam proses pengerjaan proyek yang menelan biaya Rp4,6 Miliar tersesbut. Bersama tim, dirinya pun telah ke lapangan untuk memastikan jika lahan yang akan dibangun jembatan tersebut tidak bermasalah.

“Kami sudah ke lapangan untuk melakukan pengukuran ulang bersama Badan Pertanahan guna memastikan patok tanah Pak Supiah Hadi. Untuk kejelasan lahan yang menjadi permasalahan pihaknya masih menunggu hasil dari pengukuran kembali oleh BPN dalam seminggu ke depan,” ucap Adi Maulana.

Proyek dua jembatan itu, dilanjutkan Adi, menelan anggaran Rp4,6 Miliar dengan waktu pengerjaan selama tujuh bulan terhitung sejak 9 April 2025 dan diperkirakan selesai paa November 2025.

(Rudy Azhary, red)