Banjarbaru, SuratKabarDigital.com – Peristiwa gantung diri yang dilakukan seorang siswi berinisial IQZ pelajar SMA yang berusia 16 tahun, masih menyimpan duka mendalam bagi keluarga. Meski polisi telah menetapkan tidak ada indikasi tindak pidana, namun beberapa dugaan kuat menjadi penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya.
Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X Febry Aceng Loda, melalui Kasi Humas Ipda Kardi Gunadi mengatakan, dari hasil penyelidikan tim Inafis Polres Banjarbaru, petugas mendapati beberapa bukti terkait dugaan korban mengakhiri hidupnya.
Dugaan pertama, aksi nekat tersebut dilakukan korban karena telah mengalami gangguan kesehatan mental, karena sering kali mendapatkan bisikan yang menyuruhnya untuk bunuh diri.
“Informasi dari ibu korban, korban sering mendapat bisikan yang menyuruhnya untuk bunuh diri sejak dua tahun lalu. Korban juga rutin menjalani perawatan di rumah sakit,” ujar Ipda Kardi.
Dugaan kedua, korban juga tengah menghadapi tekanan berat di sekolah. Korban merupakan panitia dalam kegiatan perayaan ulang tahun sekolah, dan baru saja mengalami konflik dengan seniornya yang berinisial Y saat pertandingan futsal beberapa hari sebelumnya.
Saat itu, situasi pertandingan futsal tidak kondusif, korban mencoba melerai dan tidak sengaja memukul tangan seniornya. Korban langsung minta maaf namun tidak dihiraukan seniornya.
“Korban sudah mencoba meminta maaf namun dihiraukan. Saat pulang sekolah senior itu bersama empat temannya kembali mendatangi korban. Di sana, korban kembali meminta maaf sambil menangis hingga berlutut kepada seniornya. Kejadian itu, diduga membuat mental korban semakin menurun,” ucapnya.
Dugaan ketiga, korban juga mendapat teguran dari orang tua seniornya saat pulang sekolah. Orang tua Y datang ke sekolah untuk mencari korban dan menegur korban karena telah memukul anaknya tersebut.
“Keterangan ini berdasarkan dari wali kelas korban. Orang tua Y datang ke sekolah mencari korban dan menegurnya. Korban kembali meminta maaf kepada orang tua Y sambil menangis,” katanya.
Dugaan ke empat, didapatkan polisi dari barang bukti Handphone milik korban yang berisikan pesan Whatsapp dengan temannya yang merupakan Ketua Osis di sekolah.
Berdasarkan keterangan Ketua Osis, setelah insiden pertandingan futsal tersebut korban sangat terlihat tertekan. Bahkan, korban sempat izin tidak masuk sekolah beberapa hari.
“Korban sangat terlihat tertekan setelah kejadian itu. Korban juga sempat membeli tali nilon secara online yang diketahui digunakan untuk gantung diri,” ujarnya.
(Randi, red)