IMG 20250104 WA0033
Views: 26
2 0
Read Time:1 Minute, 48 Second


Kabupaten Banjar, SuratKabarDigital.com – Perjalanan Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari, yang lebih dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul Martapura, dalam melawan penyakitnya di RSUD Ratu Zalecha (Raza) Martapura menyisakan kisah yang penuh makna dan inspirasi.

Pada tahun 2004 hingga 2005, Abah Guru Sekumpul menjalani perawatan rutin berupa cuci darah dua hingga tiga kali dalam seminggu, di rumah sakit tersebut.

Syahrudin, seorang perawat di unit Hemodialisis RSUD Raza, mengenang pengalaman langka merawat seorang tokoh yang begitu istimewa. Menurutnya, Abah Guru Sekumpul tidak hanya sekadar pasien, melainkan sosok yang luar biasa, penuh ketenangan dan pengertian.

“Abah Guru Sekumpul adalah orang yang sangat istimewa. Beliau tidak pernah marah meskipun kami terkadang kelupaan memasang alat. Justru beliau dengan sabar mengingatkan kami,” ujar Syahrudin, Sabtu (4/1/2025).

IMG 20250104 WA0039

Selama menjalani perawatan, Abah Guru Sekumpul menunjukkan sikap yang berbeda dari pasien lainnya. Dengan kepribadian yang ramah, ia sering bercanda dengan para pasien lain yang juga menjalani cuci darah, dan bahkan menganggap mereka sebagai teman.

“Abah Guru Sekumpul sering mengatakan bahwa semua pasien cuci darah di sini adalah temannya. Bagi kami, merawat teman Abah Guru Sekumpul adalah sebuah kehormatan. Kami berharap bisa mendapatkan berkatnya,” katanya.

Tidak hanya itu, keikhlasan Abah Guru Sekumpul tercermin dalam tindakan nyata. Setiap kali menjalani perawatan, beliau selalu menitipkan sejumlah uang untuk membantu pasien cuci darah lainnya.

“Abah Guru Sekumpul sering menitipkan uang untuk kami. Beliau berpesan untuk membagikan uang tersebut kepada pasien cuci darah yang lain, karena beliau sudah menganggap mereka sebagai bagian dari keluarga,” ucap Syahrudin.

IMG 20250104 WA0034

Hingga kini, RSUD Raza Martapura masih menyimpan berbagai peralatan medis yang pernah digunakan Abah Guru Sekumpul selama menjalani perawatan. Kasur yang pernah digunakan beliau kini masih digunakan oleh pasien lainnya, sementara mesin dan alat medis lain yang sudah rusak disimpan dengan penuh kehormatan.

“Kami masih menyimpan semua peralatan medis yang digunakan Abah Guru Sekumpul. Kasur yang dulu beliau gunakan kini dipakai oleh pasien lain, sementara mesin cuci darah dan peralatan lainnya yang rusak tetap kami simpan sebagai kenangan,” tutup Syahrudin.

Perjuangan Abah Guru Sekumpul melawan penyakit bukan hanya sebuah cerita tentang ketabahan, tetapi juga tentang kasih sayang, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama, yang terus menginspirasi banyak orang hingga hari ini.
(Randi, red)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %