Press "Enter" to skip to content

KILAS BALIK RSD IDAMAN MELAWAN COVID-19


Oleh: Rudy Azhary, Reporter SuratKabarDigital.com

Corona Virus Disease 2019 atau disingkat Covid-19 mengancam dunia, begitu juga di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan, Republik Indonesia. Awal 2020 tepatnya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menerbitkan sebuah peraturan untuk mengupayakan penyebaran Covid-19 di Bumi Lambung Mangkurat itu dapat teratasi. Peraturan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0204/KUM/2020 tentang Penetapan Penambahan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). RSD Idaman Banjarbaru menjadi salah satu yang ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 di Kalimantan Selatan.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana perjalanan RSD Idaman Banjarbaru sebagai rumah sakit rujukan sejak 2020 lalu dalam menangani pasien Covid-19, berikut informasi dan hasil wawancara yang dihimpun Tim Redaksi SuratKabarDigital.com dengan pihak RSD Idaman Banjarbaru yang diwakili Kepala Bagian Tata Usaha, Muhammad Firmansyah awal Februari 2021 lalu.

Apa saja yang telah dilakukan RSD Idaman Banjarbaru sejak ditetapkan menjadi salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Kalimantan Selatan?


Usai ditetapkan sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Kalimantan Selatan, RSD Idaman segera mengambil langkah kebijakan dengan membentuk Tim Covid-19. Tim tersebut melakukan beragam upaya penanggulangan diantaranya seperti melakukan pelayanan atau program pecegahan Covid-19 terhadap karyawan dan pelayanan medis terhadap pasien Covid-19.

“Kami lakukan penanganan sesuai gejala pasiennya, kemudian dilakukan perawatan dan proses rujukan jika memang diperlukan penanganan lebih lanjut,” kata Firmansyah.

Bagaimana dengan ketersediaan ruangan, obat dan tenaga medisnya?


Setelah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan itu, RSD Idaman menyediakan ruangan khusus pasien Covid-19 sebanyak 46 ruang, dan ruang ICU. “Untuk sementara cukup, kecuali ruang VIP,” kata Firmansyah.


Adapun ketersediaan obat-obatan, dilanjutkan Firmansyah masih tersedia. Sementara jumlah tenaga medis yang disediakan diantaranya perawat khusus, dan dokter spesialis yang menangani pasien Covid-19. “Tenaga medis cukup, tetapi yang masih agak kewalahan adalah tenaga perawat,” katanya.

Berapa total anggaran RSD Idaman sebagai rumah sakit rujukan. darimana saja sumber anggaran tersebut?


Untuk anggaran yang digunakan, dijelaskan Firmansyah diantaranya bersumber dari Anggaran Belanja Pendapatan Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Total dari ABPD ditambah BLUD sebesar Rp30.828.759.364 (Tiga Puluh Miliar Delapan Ratus Dua Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Sembilan Ribu Tiga Ratus Enam Puluh Empat Rupiah).

Sedangkan dana yang bersumber dari APBN sebesar Rp14.622.564.941,- (Empat Miliar Enam Ratus Dua Puluh Dua Juta Lima Ratus Enam Puluh Empat Ribu Sembilan Ratus Empat Puluh Satu Rupiah).

“Anggaran bersumber dari APBD ditambah BLUD berupa ruangan khusus pasien Covid-19, penyedian alat-alat kesehatan, APD, dan makan-minum tenaga kesehatan serta Tim Covid-19,” kata Firmansyah.

Apakah ada perbedaan pelayanan terhadap pasien Covid-19 bagi penduduk dan non penduduk Kota Banjarbaru, bagaimana cara pelayanan itu?

Mewakili Direktur RSD Idaman Banjarbaru, Firmansyah mengatakan tak ada perbedaan pelayanan yang diberikan bagi pasien Covid-19, apakah mereka warga Banjarbaru atau dari luar daerah.


“Asalkan ada kartu identitas diri atau identitas NIK, semua dapat dilayani dan dapat diklaim ke Kementerian Kesehatan RI. Kami berikan semua sama kepada pasien Covid-19,” ujarnya.

Apakah ada kendala yang dihadapai RSD Idaman dalam penanganan pasien Covid-19 sejak ditetapkan sebagai salah satu rumah sakit rujukan di Kalimantan Selatan?

Meskipun kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada semua pasien Covid-19, tentu masih ada kendala yang dihadapi. Salah satu kendala yang dihadapi RSD Idaman dikatakan Firmasnya salah satunya adalah masih kurangnya alat bantu nafas HFNC), dan beberapa jenis obat-obatan terkadang sulit didapat dan dinyatakan kosong oleh distributornya.

“Kadang obat seperti Actemra dan Ipsma Konvalesen sulit didapat, kalau pun ada harganya luar biasa mahal,” ujar Firmansyah.

Penghargaan dan apresiasi apa yang didapat selama penanganan pasien Covid-19?


Selama menangani pasien khusus Covid-19, RSD Idaman Banjarbaru mendapatkan penghargaan berupa insentif dan jasa pelayanan. “Fokus kami adalah bagaimana warga yang terkena Covid-19 dapat terlayani dengan baik. Apakah penduduk atau non penduduk Banjarbaru. Penghargaan dan apresiasi itu nomor sekian,” ujarnya.

Dari hasil wawancara khusus bersama pihak RSD Idaman Banjarbaru, Tim Redaksi SuratKabarDigital.com juga meminta data laporan bulanan Gugus Covid-19 RSD Idaman Banjarbarbaru tahun 2020. Berikut datanya:

Sumber: RSD Idaman Banjarbaru


Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *